Sabtu, 14 Maret 2015

KUE BALOK MANG DIDIN RAOS PISANNN

Cetarrr! Kue Balok Setengah Matang Ala Kang Didin di Pajajaran, Bandung (Bagian II-Habis)

: Seluruh sensasi kenikmatan kue balok setengah matang ini ternyata bermula dari bahan baku relatif simple yakni: Terigu, telur, gular pasir, mentega, air, dan aneka bumbu (permifan, soda kue, dan garam). Seluruh bahan ini  dicampurkan untuk kemudian diaduk hingga merata. Jika sudah dirasa pas, maka selanjutnya dimasak ke cetakan logam yang dibakar dengan dua sisi anglo isi arang merana pada dua bagian. Disinilah sesungguhnya teknik tersulit.

balok3
Nyam nyam! Kue balok Kang Didin, kuliner lokal yang patut dilestarikan! (Foto: Muhammad Sufyan)

Adonan pertama dimasukkan ke cetakan logam dan dipanggang di atas bara arang. Setelah separuh matang dan kalau mau diisi topping (coklat/keju/kacang/kismis), maka bagian atas kue itu ditindih bejana yang berisikan arang panas. Jadi, atas bawah dipanggang.
Nah, tak semua menguasai teknik pembakaran ini, sehingga tak seluruhnya bisa mematangkan kue dengan sempurna. Kadang, ada yang bagian atasnya saja garing tapi bawahnya lembek. Demikian pula sebaliknya.
Tak perlu heran, jika berada di dekat tungku perapian, hawa demikian panas menjalar. Kadang juga tak habis pikir dengan si emang pemanggang yang tak berjarak saat menelisik kue baloknya sudah matang atau belum.
Kue balok Kang Didin sudah hatam semua teknik itu, sehingga pas semuanya ketika masuk mulut. Bahkan sajian istimewa juga diberikan bagi yang ingin benar-benar fresh from oven, meski kita harus mau menunggu sebentar.
Dengan teknik anglo dua sisi ini membuat kue balok di tempat ini bisa tahan sampai lima hari. Karena itulah, banyak pembeli yang beli banyak untuk dijadikan oleh-oleh atau mungkin penganan buat seluruh keluarga di malam hari.
Seluruh rasa enak yang mereka tawarkan juga telah merubah konsep dasar kue balok. Saat pertama eksis tahun 1960-an, kue balok diposisikan sebagai kawan santap kopi hitam pahit. Jadi, kue dicelup lantas dimakan.
Kita bisa bayangkan dulu sekali. Semua berkeliling menghadap pedagang kue balok, lantas berebut pas matang, dan masing-masing celup kue balok polos ke kopi. Jangan lupa, masing-masing sambil mengobrol, terutama soal tema politik dan ekonomi ala rakyat.
Jadi, Kang Didin bolehlah disebut membawa konsep kue balok kontemporer lebih baik yang mengangkat kelas penganan ini. Oh ya, selain di tempat ini, konon kue balok di RM Bancakan dan Mang Udju di Pasar Cihapit juga tak kalah memesona.
Apapun pilihannya, yang penting bersegeralah datangi, terlebih di Malam Minggu  seperti sekarang. Agar kuliner lokal kebanggaan Bandung lestari, tetap berjaya dari serbuan makanan impor, sebab  kita sendiri membuat mereka jadi raja di rumahnya! (**)
Kue balok Mang Uju di Pasar Cihapit, Kota Bandung. (Foto: Tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar